Film
televisi atau lebih sering dikenal sebagai FTV adalah jenis film yang diproduksi untuk
televisi
yang dibuat oleh stasiun televisi ataupun rumah produksi berdurasi 120 menit
sampai 180 menit dengan tema yang beragam seperti remaja, tragedi kehidupan,
cinta dan agama.
Film Televisi mulai banyak diproduksi
di Indonesia pada awal tahun 1995 yang dipelopori oleh SCTV. Hal ini dilakukan
untuk menjawab kejenuhan masyarakat atas sinetron. Sejak saat itu banyak film
televisi yang bermunculan. Hampir semua stasiun TV memiliki plot waktu setiap
minggunya untuk penayangan film televisi. Di Indonesia sendiri film televisi
sangat digemari terutama film televisi dengan tema percintaan remaja dan film
televisi dengan tema religius.
Perbedaan film televisi (FTV) dengan
film layar lebar adalah:
- Film televisi diproduksi oleh stasiun televisi ataupun rumah produsi untuk disiarkan melalui televisi, film bioskop dibuat untuk ditayangkan di bioskop.
- Proses pembuatan film televisi lebih singkat daripada film layar lebar.
- Biaya pembuatan film televisi lebih murah daripada film layar lebar.
- Cara menonton film televisi berbeda dengan film layar lebar karena saat menonton film layar lebar tidak terdapat iklan seperti halnya saat menonton film televisi.
FTV memiliki beberapa kelebihan karena:
·
Mengadopsi unsur layar lebar dalam hal
alur cerita dan karakteristik film
·
Masuknya unsur kedaerahan dalam bentuk
lokasi hingga pada akhirnya berkembang pada konflik dan informasi cerita
·
Tidak perlu menghabiskan banyak durasi
kontrak dengan stasiun yang menayangkannya, hal ini pada selanjutnya membuka
iklim kompetisi dan kreativitas lebih luas
·
Secara targeting market, FTV punya
sesuatu yang tidak dimiliki sinetron maupun komedi situasi sebelumnya yaitu
segmentasi remaja, hal ini pada akhirnya memberi kemungkinan baru di benak
pemasang iklan.