Senin, 07 Januari 2013

FTV INDONESIA



Film televisi atau lebih sering dikenal sebagai FTV adalah jenis film yang diproduksi untuk televisi yang dibuat oleh stasiun televisi ataupun rumah produksi berdurasi 120 menit sampai 180 menit dengan tema yang beragam seperti remaja, tragedi kehidupan, cinta dan agama.
Film Televisi mulai banyak diproduksi di Indonesia pada awal tahun 1995 yang dipelopori oleh SCTV. Hal ini dilakukan untuk menjawab kejenuhan masyarakat atas sinetron. Sejak saat itu banyak film televisi yang bermunculan. Hampir semua stasiun TV memiliki plot waktu setiap minggunya untuk penayangan film televisi. Di Indonesia sendiri film televisi sangat digemari terutama film televisi dengan tema percintaan remaja dan film televisi dengan tema religius.
Perbedaan film televisi (FTV) dengan film layar lebar adalah:
  1. Film televisi diproduksi oleh stasiun televisi ataupun rumah produsi untuk disiarkan melalui televisi, film bioskop dibuat untuk ditayangkan di bioskop.
  2. Proses pembuatan film televisi lebih singkat daripada film layar lebar.
  3. Biaya pembuatan film televisi lebih murah daripada film layar lebar.
  4. Cara menonton film televisi berbeda dengan film layar lebar karena saat menonton film layar lebar tidak terdapat iklan seperti halnya saat menonton film televisi.
FTV memiliki beberapa kelebihan karena:

·         Mengadopsi unsur layar lebar dalam hal alur cerita dan karakteristik film
·         Masuknya unsur kedaerahan dalam bentuk lokasi hingga pada akhirnya berkembang pada konflik dan informasi cerita
·         Tidak perlu menghabiskan banyak durasi kontrak dengan stasiun yang menayangkannya, hal ini pada selanjutnya membuka iklim kompetisi dan kreativitas lebih luas
·         Secara targeting market, FTV punya sesuatu yang tidak dimiliki sinetron maupun komedi situasi sebelumnya yaitu segmentasi remaja, hal ini pada akhirnya memberi kemungkinan baru di benak pemasang iklan.



Perfilman Indonesia di Akhir Tahun 2012



Pada penutupan akhir tahun 2012 industri perfilman di Indonesia tampaknya semakin meningkat dan banyak diminati banyak orang baik dari kalangan remaja,dewasa maupun orang tua. Pasalnya di penutupan bulan desember 2012 ini dirilis beberapa film yang menyuguhkan tema dan cerita menarik,sehingga meraih jutaan penonton dalam waktu yang singkat ,diantarnya 5 CM dan HABIBIE & AINUN .
5 CM adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tanggal 12 Desember 2012. Film ini disutradarai oleh Rizal Mantovani dan diproduksi oleh Ram Soraya dengan produser Sunil Soraya. Film ini diangkat dari sebuah novel yang berjudul 5 cm.
Bertema tentang persahabatan diantara lima remaja yaitu Genta,Riani,Arial,Zafran,dan Ian yang telah menjalin persahabatan mereka selama belasan tahun lamanya.  Suatu hari pada saat mereka berlima berkumpul dirumah Arial mersasa jenuh dengan persahabatan mereka dan akhirnya memutuskan untuk berpisah dan tidak saling berkomunikasi selama tiga bulan lamanya.  Selama tiga bulan berpisah penuh kerinduan, banyak yang terjadi dalam kehidupan mereka berlima, sesuatu yang mengubah diri mereka masing-masing untuk  lebih baik dalam menjalani kehidupan.
Setelah tiga bulan berselang mereka berlimapun bertemu kembali dan merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan. Sebuah perjalanan hati demi  mengibarkan sang  merah putih di puncak tertinggi Jawa (Mahameru) pada tanggal 17 Agustus. Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang membuat mereka semakin mencintai Indonesia.
Banyak pesan yang tersurat maupun tersirat dalam film 5 CM ini diantaranya mengenalkan atau dapat mempromosikan pariwisata di Indonesia yang sangat menakjubkan dari Gunung Bromo.
Habibie & Ainun merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada tanggal 20 Desember 2012. Film ini diangkat dari memori yang ditulis Bapak Habibie mengenai mendiang istrinya Hasri Ainun Habibie dalam buku Habibie dan Ainun. Film ini disutradari Rizal Faozan,dan diproduksi oleh MD Picture dengan produser  Dharmoo Punjabi dan Manoj Punjabi.
Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya. Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman.

Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu.

Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas.
Banyak pesan dari fim yang merupakan kisah cinta pertama dan terakhir Bapak Habibie dan Ibu Ainun Habibie yang dapat dijadikan inspirasi terutama bagi kaum muda .
Hadirnya dua film ini banyak mendongkrak popularitas perfilman Indonesia yang menunjukkan eksistensi dan kualitas terbaiknya yang dibuktikan dengan meraih jutaan penonton hanya dalam waktu beberapa hari .